"Ustadz... Ustadz... Ustadz Halim Ganteng and imutz dech' teriak seorang siswi MA di sebuah pesantren di jawa Timur dari lantai dua ke arah Gurunya bernama pak Halim yang sedang berjalan menuju kantor sekolah.
"ustadz, besok saya tidak bisa ikut pelajaran (Bahasa Inggris) Ustadz, Karena ada keperluan mendadak"
makasih yah pak.. Bye...
itu adalah suara salah seorang Siswa MA yang notabennya seorang santri di pondok tersebut..
Guru termasuk, dahulu adalah sosok yang sangat di hormati, diatati, bahkan "dikeramatkan" kata emak gua waktu gua kecil di ceritain sebelum tidur...
Akan tetapi, lain dulu lain sekarang, saya begitu kaget, pada saat ketika saya berada di sebuah Sekolah Menengah Atas di sebuah pesantren ada siswi atau santri yang dengan santainya menelepon Gurunya di Tengah larut malam, saya pikir apa apaan ini Kayak temen nya aja..
saya heran kenapa sekarang siswi atau santri sudah berani meng "Godai" guru guru nya...
inikah potret anak muda jaman sekarang di Negeri Indonessia yang terkenal sangat santun dan bijaksana dan beretika..
terkadang saya bertanya pada diri saya sendiri, di pesantren yang setiap malam belajar kitab "Ta'lim MUta'alim" aja seperti kayak itu, apalagi di sekolah luar ya... dan saya juga gak mau menjestifikasi bahwasanya sekolah yang di luar pesantren lebih parah, mungkin ini asumsi saya bahwasanya sekolah di luar jarang ada pelajaran Kesopanan atau ketaatan (Taklim muta'alim).
Sekarang : Guru = Teman ?
mungkin karena saat ini sudah tidak ada lagi yang namanya budaya lokal semua berubah menjadi budaya global yang di dominasi orang barat sementara orang timur (kayak negeri kita ini) benjadi korban dari budaya global tersebut, sehingga orang indonesia mempunyai penyakit tidak merasa malu untuk melakukan kesalahan walaupun itu merugikan orang lain.
saya jadi ngeri membayangkan jika budaya ini menggerogoti budaya tawaduk di pesantren, apa jadinya jika budaya tawaduk "merendahkan" diri di hadapan Guru, Ustadz, kyai itu hilang? saya takut suatu saat ada Guru, Kyai Ustadz yang dilecehkan oleh muridnya.
Mungkin ini balasan bagi mereka yang melecehkan guru atau seorang kyai, dengan marahnya beliau guru sering gak memikirkan anak didiknya, hanya berfikiran mencari ketenaran menjadi seorang guru, dan berfikiran menjadi seorang guru sebagai hanya suatu pekerjaan yang menghasilkan keuntungan baginya.
begitu para kyai yang baru baru ini sering di gandeng oleh partai partai politik di jadikan alat untuk memamerkan ilmunya di depan publik, jadi jangan salahkan jika seorang kyai atau seorang melakukan hal serupa seperti anak didiknya yang pada gak tahu malu semua..
terkadang ironis pula melihat guru atau seorang kyai ataupun seorang siswa/i atau santri jaman sekarang. mang benar kata temen gua negeri ini terlalu lucu untuk di lihat.

0 comments:
Post a Comment